Ketika penggunaan OKR mulai ramai digunakan oleh banyak perusahaan, muncullah pertanyaan sebenarnya apa bedanya OKR vs KPI?
Dalam sistem manajemen yang ada orang-orang lebih mengenal tentang KPI yang merupakan singkatan dari Key Performance Indicator dibandingkan dengan OKR (Objective Key Result).
OKR menjadi populer ketika banyak perusahaan teknologi dan start-up yang berkembang pesat. Mereka mencontoh Google yang setia menggunakan OKR sampai sekarang.
Nah, untuk menjawab rasa penasaran para Agile Enthusiast tentang perbedaan OKR dan KPI? Kita akan mengulasnya bersama.
OKR Vs KPI, Ini Analogi Sederhananya
Sebelum kita memulai menjelaskan dengan rinci apa itu OKR dan KPI maka kita akan menjelaskannya menggunakan analogi sederhana.
Analogi sederhana ini akan membantu kamu memahami perbedaan OKR dan KPI yang dikenalkan oleh Felipe Castro.
Baiklah kita mulai.
Katakanlah ketika masuk liburan kerja, kamu dan teman-temanmu ingin melakukan traveling untuk menyegarkan pikiran yang penat selama bekerja.
Apa yang pertama kali kamu dan teman-temanmu lakukan?
Ya, tentunya kamu akan menentukan tujuan atau destinasi tempat wisata yang ingin kamu kunjungi.
Setelah kamu berdiskusi dengan temanmu dan melakukan riset sederhana melalui panduan traveling yang ada di internet maka kalian memutuskan untuk traveling ke Banyuwangi, Jawa Timur.
Kamu dan temanmu akan memulai traveling dari Jakarta menggunakan kendaraan pribadi yakni mobil.
Setelah mengetahui tujuan atau destinasi wisata yang ingin kalian tuju, maka masuklah kalian ke mobil.
Agar tidak tersesat dipasanglah GPS sesuai dengan tujuan destinasi wisata. GPS ini akan membantu mengarahkanmu agar tetap berada di jalur menuju tujuan destinasi wisata.
Apabila mobil kamu melaju di jalur yang tidak sesuai maka GPS juga akan mengingatkanmu.
Mobil yang kamu kendarai pun dilengkapi dashboard yang memberikanmu beberapa metrik agar kamu bisa melakukan antisipasi.
Metrik yang dimaksud misalnya seperti spedometer untuk mengukur kecepatan mobilmu dan ada juga metrik yang memberitahumu jumlah bensin yang tersedia.
Kamu pun perlu memperhatikan metrik yang ada di dashboard mobilmu.
Ya, kamu ingin segera mencapai tujuan destinasi wisata tapi apa jadinya bila kamu mengabaikan metrik bensin yang habis? Tentu mobilmu tidak bisa melaju lagi bukan?
Nah, itulah analogi sederhana tentang OKR dan KPI. Mari kita bedah analogi tadi.
Dalam analogi tadi ada tiga bagian yakni
- Strategi, adalah proses kamu dalam mengambil keputusan seperti memilih destinasi wisata yang ingin dituju.
- OKR dalam analogi tersebut adalah GPS yang membantu kamu tetap berada di jalur menuju tujuan destinasi wisata.
- KPI akan membantumu memantau kondisi mobil bahwa semuanya baik-baik saja yang ditunjukkan oleh metrik-metrik yang ada di dalam mobil.
Bila diringkas secara sederhana maka OKR adalah sebuah alat yang digunakan untuk memastikan apakah kamu berjalan di jalur yang benar menuju tujuanmu.
Sedangkan KPI adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kondisi apakah kamu dan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu baik-baik saja.
Apa itu OKR?
OKR merupakan singkatan dari Objective Key Results. Kita sudah pernah membahas tentang apa itu OKR dan sekarang kita hanya akan menunjukkan garis besarnya saja.
OKR ini terdiri dari dua komponen yakni Objective dan Key Result.
Objective adalah pernyataan yang memotivasi dan menggambarkan arah tujuan.
Objective ini menjawab pertanyaan, “Akan dibawa kemana organisasi ini? Kemana organisasi akan melangkah?”
Nah, sedangkan Key Result adalah metrik yang digunakan untuk mengukur apakah aktivitas pekerjaan yang dilakukan sudah menuju ke objective atau belum.
Key result ini menjawab pertanyaan, “Bagaimana cara kita bisa mencapai objective yang sudah ditentukan?”
Key result harus ada angkanya, untuk apa? Kalau tidak ada angkanya bagaimana kita tahu apakah kita sudah mencapai tujuan yang kita inginkan atau belum?
Nah, karakteristik dari key result lainnya adalah sebagai berikut:
- Specific: harus dapat dipahami oleh seluruh tim atau individu.
- Measurable: harus bisa diukur.
- Achievable: harus dipastikan realistis atau tidaknya.
- Relevant: harus berkaitan dengan objective.
- Time bound: harus memiliki tenggat waktu.
Nanti untuk mencapai key result maka diperlukan initiatives yang berisikan apa yang akan kita lakukan.
Barulah dari initiatives akan dibagi menjadi aktivitas pekerjaan yang lebih spesifik lagi.
Contohnya bisa kamu pelajari lewat studi kasus berikut ini.
Anggaplah kamu adalah seorang CEO perusahaan jasa desain grafis dan editing video.
Kamu bisa menentukan OKR untuk perusahaanmu sebagai berikut:
Objective | Key Result |
Meningkatkan Jumlah Client di Q1 2021 | 1. Meningkatkan jumlah user yang sign up pada website dari 100 menjadi 1000 hingga Maret 2021. |
2. Meningkatkan jumlah followers di sosial media dari 3000 menjadi 6500 hingga Maret 2021 | |
3. Rata-rata conversion ratio mencapai 10% hingga Maret 2021 |
Oh, ya, key result dibuat jangan terlalu banyak, cukup hanya 2-5 key result saja.
Mengapa?
Key result yang lebih dari 5 akan membuat fokus dari tim atau individu menjadi terpecah.
Keunikan dari OKR ini adalah membantu kita dan perusahaan untuk fokus pada hal yang lebih penting dan mengatur prioritas apa yang akan dikerjakan.
Alasan Perusahaan Menyukai OKR
Apa yang membuat OKR ini kini mulai sering digunakan oleh perusahaan?
Apakah hanya mengikuti jejak Google dan Intel yang menggunakan OKR dalam perumusan tujuan perusahaan?
Bisa jadi iya dan juga tidak. Ada faktor lain yang membuat perusahaan menyukai OKR.
Apa sajakah itu?
- Membantu perusahaan untuk membuat prioritas dan fokus pada hal-hal yang super penting.
- OKR memberikan transparansi pada semua anggota organisasi mulai dari top level management hingga per individu. Semua anggota bisa melihat progress dari masing-masing key result.
- Mendorong penerapan Agile di perusahaan karena fokusnya yang pendek (biasanya per kuartalan) sehingga sangat cocok untuk mendukung lingkungan yang sangat dinamis.
- Mempererat kerjasama lintas divisi.
Untuk lebih tahu lebih dalam tentang manfaat OKR, kamu bisa baca artikel mengenal apa itu OKR dan keuntungannya untuk perusahaan, ya.
Apa itu KPI?
KPI atau singkatan dari Key Performance Indicator menjadi alat ukut produktifitas yang paling sering digunakan oleh perusahaan.
KPI adalah indikator-indikator yang dibuat untuk mengukur performa pekerjaan agar target yang sudah ditetapkan bisa tercapai.
Analogi sederhana untuk KPI dalam kehidupan sehari-hari ini bisa dihubungkan dengan memasak nasi.
Katakanlah kamu memasak nasi dengan menggunakan rice cooker. Nyala lampu di rice cooker bisa dikatakan sebagai KPI.
Misalkan apabila rice cooker sudah menyala lampu hijau maka itu tandanya nasi sudah matang.
Pada intinya KPI menjadi indikasi atau penentu apakah sebuah pekerjaan dikatakan sudah berhasil atau belum.
Nah, bagaimana cara menentukan KPI?
- Buat aktivitas kunci dari masing-masing job description untuk dijadikan indikasi kinerja.
- Tentukan target dari setiap aktivitas pekerjaan.
- Ukur setiap pencapaian aktivitas pekerjaan.
Alasan Perusahaan Menyukai KPI
KPI ini masih menjadi primadona bagi perusahaan-perusahaan.
Apa alasannya? Tentunya karena KPI ini memberikan manfaat bagi perusahaan.
Apa saja manfaatnya?
- Membantu bagian divisi HRD untuk menilai dan mengukur kinerja karyawan.
- Membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
- Membantu perusahaan untuk menentukan reward dan punishing bagi karyawan.
Pilih OKR atau KPI?
Setelah mengetahui apa itu OKR dan KPI, lantas mana yang lebih baik?
Sebenarnya OKR dan KPI ini saling melengkapi satu sama lain. OKR dan KPI ini punya kesamaan.
Kesamaan pada huruf “K” yakni Key.
Key atau kunci pada OKR dan KPI sama-sama mengisyaratkan indikator yang terukur dan memprioritaskan bagian mana yang perlu difokuskan.
Bedanya antara OKR vs KPI adalah OKR akan menjaga setiap aktivitas pekerjaan yang dilakukan berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain itu fokus OKR dari kuartal satu ke kuartal berikutnya bisa berubah sesuai dengan prioritas apa yang ingin dikerjakan.
Sedangkan KPI digunakan untuk memastikan apakah aktivitas pekerjaan itu sudah memenuhi indikator untuk mencapai tujuan perusahaan.
KPI ini cenderung sama dari kuartal satu ke kuartal berikutnya.
Jadi, keduanya sama baiknya, sama-sama membantu perusahan untuk menggapai tujuannya.
Memadukan OKR dan KPI
Ternyata kamu bisa juga, lho, memadukan OKR dan KPI.
Kamu bisa menggunakan KPI untuk mendukung key result.
Apabila kamu terbiasa menggunakan KPI maka KPI juga nantinya bisa menjadi OKR tergantung dengan fokus yang ingin kamu prioritaskan.
Berikut contoh perpaduan OKR dan KPI.
Kamu memiliki sebuah website yang menyediakan informasi dan kursus tentang Agile dan Entrepreneurship.
Traffic website kamu bisa dibilang bagus karena hampir ada 1000 pengunjung setiap harinya.
Oleh karena itu pada kuartal 1 tahun 2021 kamu ingin fokus pada meningkatkan konversi.
Maka inilah contoh perpaduan antara Key Result dan KPI.
Key Result | KPI |
Meningkatkan Konversi Pembelian Kursus dari 100 orang menjadi 200 orang | Traffic Website |
Kesimpulan
Apa yang bisa kamu ambil dari artikel OKR vs KPI ini?
Ya, OKR dan KPI sama-sama sebuah alat yang membantu kamu dan perusahaan mencapai tujuan.
Sebenarnya apa pun alat yang digunakan asalkan komitmen untuk mencapai tujuan sudah teguh maka kesuksesan sudah ada di depan mata.
Jadi, sudah tidak bingung bukan antara OKR vs KPI?
Kalau masih bingung, kamu bisa lho konsultasi secara gratis dengan para Agile Coach yang ada di Ekipa. Mereka akan membantumu.
Salam Agile!