Apakah kamu adalah seorang Agile Missionary yang ingin membuat perusahaanmu merasakan nikmatnya surga Agile-topia? Semua buku tentang Agile sudah kamu baca dan tak terhitung lagi berapa banyak sudah pelatihan dan konferensi yang kamu ikuti. Kamu pun sudah merasa siap memulai transformasi digital dengan agile.
Apa itu transformasi digital? Transformasi digital adalah sebuah perubahan model operasi dan budaya perusahaan dengan menerapkan teknologi digital. Transformasi digital menjadi nilai mutlak bagi perusahaan yang ingin terus bertahan dalam kondisi krisis sekalipun.
Setelah membaca buku dan mengikuti konferensi tentang agile pengetahuan dan pemahamanmu tentang pentingnya agile untuk transformasi digital pun meningkat. Kamu menjadi tak sabar lagi untuk segera bertemu dengan bos.
Nah, sekarang saatnya untuk mempresentasikan ide kamu kepada perusahaan dan sampaikanlah pada bos betapa perusahaan butuh lebih agile dalam menghadapi transformasi digital ini. Sempurna bukan ?
Namun, apa yang terjadi ketika meeting? Justru hanya diisi dengan berbagai macam komentar dan kekhawatiran yang tak ada habisnya oleh para peserta yang mengalihkan perhatian semua orang dari ide awalmu. Meeting pun diakhiri tanpa adanya progress dan kamu pun bertanya-tanya, “apa yang terjadi?”
Sobat agile, apakah kamu sering mengalami hal ini?
Kami sangat memahami apa yang kamu rasakan. Kami sudah menyiapkan 6 tips hebat untuk membantumu memperkenalkan agile ke perusahaan.
Tahapan Transformasi Digital dengan Agile
Adanya transformasi digital yang tidak didukung dengan agile akan membawa banyak kerugian semisal produk yang diciptakan ternyata tidak dibutuhkan oleh masyarakat.
Nah, untuk mencegah hal tersebut kamu bisa menerapkan tips berikut ini:
1. Go With The Winner
Meskipun kamu dipanggil meeting oleh para pengambil keputusan, sebaiknya jangan dulu. Tahan!
Winners (para pemenang) adalah orang-orang yang dapat mendorong perusahaan menjadi lebih maju. Apakah mereka dikenal karena ingin merubah proses lama dan memberi ruang ke arah yang lebih baik ?
Apakah mereka pernah memperjuangkan untuk berubah ke arah yang positif untuk meningkatkan kesejahteraan orang? Jika ya, maka masukkan orang-orang ini ke dalam daftar undangan meeting.
Meeting dengan sejumlah kecil orang dengan sikap dan pola pikir yang sama denganmu jauh lebih produktif daripada dengan para pembuat keputusan yang akan membutuhkan upaya ekstra untuk meyakinkan.
Plus, lebih sedikit orang berarti kamu akan memiliki lebih banyak interaksi yang dipersonalisasi dengan semua orang dengan sedikit gangguan. Dengan 3 – 6 nama di dalam daftar, maka kamu siap untuk menuju ke langkah selanjutnya.
2. Know Your Gold
Sebelum meeting, ambil selembar kertas dan coba tulis apa yang kamu harapkan dari meeting tersebut. Jangan terlalu rumit atau teknis. Ada banyak contoh yang bisa digunakan untuk menjelaskan Agile secara sederhana.
Buatlah sesi ini di mana kamu akan menceritakan bagian favoritmu tentang Agile. Alih-alih hanya berbagi apa yang dikatakan buku dan artikel, pastikan juga untuk menyampaikan pendapatmu. Apa yang paling menarik bagimu tentang Agile?
Pendapat genuine biasanya lebih diterima dengan baik daripada hasil kutipan. Jika kamu memiliki lebih banyak orang SDM (HR) sebagai audiens, cobalah untuk menekankan bagian peningkatkan kesejahteraan orang, dimana akan menghasilkan lingkungan kerja dan produk yang lebih baik.
Ini dapat diilustrasikan melalui sifat kolaboratif di mana kesuksesan diukur melalui prestasi tim, bukan individu. Jika kamu memiliki lebih banyak orang bisnis dan teknis, berceritalah tentang bagaimana sifat Agile yang iteratif menjadikannya ideal untuk merespons perubahan pasar dan pada akhirnya memberikan produk yang relevan dan memberikan nilai.
Apapun yang terjadi, kamu harus memperlakukan rencanamu ini sebagai sebuah perhiasan atau emas. Ini adalah hal-hal yang ingin kamu capai, dan mengetahui seperti apa pendapat mereka sebelum memberi arahan yang berharga.
Setelah kamu memperhitungkan semua hal ini, sekarang saatnya untuk mengadakan meeting.
3. Walk Away With The Gold
Dipersenjatai dengan hasil yang kamu rencanakan dengan matang, sekarang saatnya untuk meeting. Ingatlah bahwa sebagian besar peserta meeting mungkin belum pernah mendengar tentang Agile dan tentu saja mereka akan memiliki banyak pertanyaan dan komentar.
Meskipun sah-sah saja berdiskusi berbagai topik, kamu perlu menyaring ‘noise’ yang ada. Dalam meeting yang produktif di mana orang-orang akan berpartisipasi secara aktif, kamu akan menemukan diskusi yang ditarik ke berbagai arah. Bersiaplah ketika hal ini terjadi dan ‘tarik’ kembali ke tujuan yang kamu rencanakan.
Sebagai fasilitator, kamu memiliki kemampuan untuk menjaga diskusi tetap pada jalurnya dengan memiliki pendekatan yang tegas namun kolaboratif. Dengan cara seperti ini kamu bisa memastikan untuk pergi dengan emasmu di akhir meeting.
4. Seeing Is Believing
Bukan rahasia lagi bahwa apa yang kita lihat, berperan peran besar dalam proses pengambilan keputusan kita, apakah kita menyadarinya atau tidak. Ada istilah ‘We judge a book by its cover’.
Jadi, sangat masuk akal jika kita memproyeksikan semua ide secara visual kepada audiens. Ditambah dengan narasi yang tepat, visual yang dibawa ke meeting dapat sangat meningkatkan peluang untuk menyampaikan pesan kita.
Jika kamu berencana untuk menggunakan slide presentasi, janganlah menggunakan teks terlalu banyak. Hal ini biasanya membuat orang jadi tidak berminat. Sebagai gantinya, gunakan spidol berwarna, karikatur, bagan, smiley, bahkan animasi atau video. Kamu akan terkejut melihat betapa cepat orang menjadi lebih memperhatikan presentasimu.
5. Analogies Will Get You Places
Ada pendapat, satu analogi yang baik bernilai diskusi tiga jam. Itu berarti untuk pertemuan 1 jam itu kamu hanya perlu menyiapkan sepertiga dari analogi penuh.
Analogi sangat powerful sehingga kamu harus selalu menggunakannya untuk menjelaskan ide-idemu. Dengan jumlah buzzword yang luar biasa saat ini, jelas sangat menguntungkan untuk mempresentasikan ide-idemu menggunakan cerita-cerita sederhana yang semua orang kenal dan dapat berhubungan dengannya.
Salah satu analogi yang sering saya gunakan adalah gajah. Gajah, binatang besar dan kuat, tetapi lambat. Hal yang sama berlaku untuk perusahaan. Semakin besar mereka, semakin lambat mereka merespons ancaman / perubahan karena ukurannya.
Agile dibangun di atas premis di mana kita tahu satu-satunya yang konstan dalam hidup adalah perubahan. Jadi, kita merencanakan dan menghasilkan produk dalam potongan yang lebih kecil, secara iteratif. Dengan cara ini kita dapat menghasilkan produk yang relevan dengan situasi saat ini, lebih cepat.
Kamu hanya bisa menyampaikan pesan ketika orang-orang memahamimu. Jadi, bersiaplah untuk memberikan beberapa analogi yang baik dalam meeting. Semakin sederhana semakin baik.
6. Call in for Backup
Terakhir, memanggil ahli dari luar untuk memperkenalkan ide-ide ke dalam perusahaanmu dapat membawa dampak yang cukup besar. Selain memiliki pengetahuan yang relevan tentang masalah ini, perusahaanmu dapat memperoleh wawasan yang berharga tentang praktik Agile di industri dan melihat bagaimana hal itu sesuai dengan perusahaanmu.
Seorang ahli Agile yang baik sangat suka berbagi pengetahuan mereka. Mereka tahu membangun budaya Agile membutuhkan waktu dan konsistensi.
Jadi, mereka akan senang bekerja sama denganmu untuk membantu perusahaanmu menjadi lebih agile. Jadi lihatlah sekitarmu, ajaklah bicara 1 atau 2 Agilist, maka kamu akan mengerti apa yang saya maksud.
KESIMPULAN
Sangat dimengerti, kamu masih harus melakukan banyak hal sebelum perusahaan menjadi benar-benar agile. Tips ini dirancang untuk membantu kamu dengan langkah pertama dalam memperkenalkan pihak internal team kamu dengan Agile.
Kamu dapat memilih untuk menerapkan salah satunya, atau kombinasi dari semuanya. Apa pun itu, mereka harus membantumu membuka jalan untuk diskusi yang lebih baik di masa depan dengan para pengambil keputusan di perusahaan.
Sudah siap memulai transformasi digital dengan agile?
Kalau kamu butuh seseorang yang membantumu menyukseskan transformasi digital dengan agile, para Ekipa Agile Coach siap membantumu.
Jangan lupa kenali agile lebih dalam dengan belajar di e-learning Ekipa.